203.Bubble
Mereka yang memilihku, berikanlah aku kekuatan!
Di sebuah lautan biru, terletaklah istana laut paling indah di dunia. Dewa laut memerintah lautan di istana laut, dan hanya ada kedamaian dan kebahagiaan disana, hanyasaja... Jika ada masalah, itu dikarenakan adanya seorang anak yang bernama Bubble. Dia adalah putri pertama dari dewa laut, tetapi Bubble yang difavoritkan oleh ayahnya seringkali merepotkan orang-orang di sekitarnya karena tindakan tidak masuk akalnya. Menghadapi laut yang tak berujung, Bubble merencanakan petualangannya dengan teman baik Bubble yaitu Seahorse. Setelah mendengar tentang rencana ekspedisi Bubble, dia segera menghentikan Bubble. Tetapi Bubble yang keras kepala, ia marah kepada Seahorse danmulai mengganggu Seahorse. karena ayah Bubble, Dewa Laut, memberikan perintah kepada Seahorse untuk melindungi Bubble, sehingga Seahorse harus membawa Bubble dan mulai melaju di atas lautan yang luas. Setelah sekitar satu jam, Bubble pun merasa lelah. Cukup katakan pada Seahorse, ayo kembali, sehingga Seahorse kembali. Bubble dan Seahorse merasakan sebuah keanehan. Padahal mereka berenang di jalur yang mereka ketahui, tetapi mereka tiba di tempat yang tak terduga. Air di depan semakin dalam dan gelap. Seahorse memasuki lautan dalam yang gelap tersebut, dan Bubble yang ketakutan mencoba untuk tetap berpegang kepada Seahorse dengan erat meskipun sebenarnya Seahorse juga merasa ketakutan...
Tetapi ia berfikir bahwa jika saya takut, Bubble akan lebih takut, jadi ia berpura untuk tetap tenang dan tidak takut. Seahorse berteriak keras kepada Bubble, jangan khawatir. Seahorse melihat sebuah gua, Bubble berkata kepada Seahorse, "Apakah kamu ingin menjelajahi gua ini?" Seahorse, yang sangat takut di dalam hatinya, berkata kepada Bubble, "Ini bukan ide yang bagus, mari kita menjauh dari gua tersebut." Tetapi Bubble menarik Seahorse dan mulai memasuki gua, memasuki gua yang gelap, Bubble dan Seahorse membuka mata mereka untuk mencoba melihat pemandangan di depan mereka. Mereka melihat adanya sebuah istana, keindahannya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, Seahorse pun mengangguk kepada keinginan Bubble dan dengan hati-hati masuk ke istana bersama Bubble. Di dalam istana terdapat sebuah lapangan besar, dan di tengahnya ada tongkat kerajaan yang memancarkan cahaya. Bubble dan Seahorse berdiri didepan tongkat tersebut, mereka menatap lurus ke tongkat yang memancarkan cahaya indah. ia berkata kepada Seahorse bahwa ia akan membawa tongkat ini bersamanya, tetapi Seahorse berkata bahwa kali ini ia pasti tidak bisa melakukannya.
Bubble juga tahu bahwa tidak baik untuk mengambil barang orang lain seenaknya, jadi ia menahan keinginan untuk menyentuh dan meraba tongkat dengan tangannya! Tongkat itu memancarkan cahaya, dan cahaya tersebut diserap oleh tubuh Bubble. Kejadian itu mengakibatkan rasa sakit yang hebat bagi Bubble. Seahorse berjuang untuk memisahkan Bubble dan tongkat tersebut, tetapi Bubble dan tongkat tetap tidak terpisah, dan dalam beberapa menit itu, cahaya tersebut semuanya diserap oleh Bubble. itu membuat Bubble langsung pingsan. Seahorse yang ketakutan membawa Bubble keluar dan melarikan diri dari gua, dia mulai berenang keluar dari istana dengan cepat. Saat dia berenang keluar dari istana, terjadi sebuah dentuman keras dan seluruh gua mulai runtuh, Seahorse berusaha sekeras tenaga untuk berenang dan melarikan diri dari gua. Ayah Bubble yang marah, bertanya kepada Seahorse dan berteriak ke langit. Kejadian itu membuat petir dan kilat turun ke laut, dan para dewa pun turun ke istana laut. Dewa laut sangat marah dengan para dewa. Berteriak, "Mengapa kau membully putri yang tak bersalahku?" Dewa itu membantah bahwa Bubble lah yang pertama kali melanggar aturan dunia dewa, dan dewa laut yang marah menyatakan perang kepada Zeus dan menyerang dewa langit. Dewa langit tidak mau kalah, dia memerintahkan para dewa dari dunia untuk menyerang dewa laut. Setelah menerima perintah dari dewa langit, mereka semua meluncurkan serangan ke dewa laut. Semua dewa yang menerima perintah dari langit dan bumi meratakan istana laut hingga ke dasarnya. Dewa laut, yang merasakan bahaya, membawa Bubble ke dalam sebuah tetesan dan mengeluarkannya dari dasar laut. Bubble yang terbangun melihat istana yang hancur tersebut. Dengan angin laut yang bertiup, ia mengapung tanpa tujuan. Bubble yang mencapai tanah dengan selamat keluar dari tetesan tersebut dan kemudian menghadap ke laut. Ia berteriak untuk Ayahnya. Tapi laut tidak memberikan jawaban, hanya suara deburan laut saja yang terdengar oleh Bubble. Tongkat yang disentuh oleh Bubble di gua laut adalah senjata yang mengandung kekuatan para dewa, senjata itu tidak bisa disentuh dan dimiliki oleh para dewa, hanya orang tertentu yang dapat melakukannya. Pada akhirnya, tongkat tersebut memilih Bubble sebagai pemilik baru, tetapi dewa langit tidak mengakui Bubble sebagai pemilik tongkat tersebut. Dengan alasan ini, ia pergi ke dewa laut untuk menanyakan dan menuduh Bubble telah melakukan sebuah dosa. Hal tersebut membangkitkan kemarahan dewa laut, dan dewa laut pun menyatakan perang kepada para dewa. Ini menjadi pertempuran besar. Tongkat itu berbisik kepada Bubble “bahaya sedang mendekat, siapkanlah dirimu!” Begitu kata-kata itu terucap, pusaran besar muncul dari dasar laut, dan dewa langit pun muncul dari dalam pusaran itu, kemudian berkata kepada Bubble. Letakkan tongkat itu dan berikan nyawamu.
Bubble menggunakan tongkat itu untuk menghantam pusaran kuat kepada Dewa Langit dan menyerang Dewa Langit, tetapi Dewa Langit dengan mudah menghalau pusaran itu dan ia mengumpulkan kekuatan dari langit untuk menghantam Bubble dengan petir.
Pada saat itu, tongkat itu melindungi Bubble dengan tetesan air, Bubble tidak merasakan luka maupun kerusakan pada dirinya. Tetapi dengan serangan dari dewa langit yang terus-menerus, tongkat itu juga merasa kewalahan dan membawa Bubble melarikan diri. Meskipun Bubble tidak ingin melarikan diri, ia mengerti dengan situasi tersebut, karena dia kalah dari segi pengalaman dibandingkan dengan dewa langit tersebut. Tiba-tiba, sesuatu berwarna biru muncul di dunia luar, dan Bubble disedot ke suatu tempat oleh hal itu. Bubble yang tidak sadarkan diri, ia hanya bisa mendengar bisikan tongkat dalam mimpinya, dan terbangun. Seorang pria dengan kepala nanas berdiri di depannya menatap Bubble. Siapakah orang itu?